Sekolah Minggu HKBP PondokGede
Cerita sekolah minggu - 08 Juni 2014
KISAH PENTAKOSTA
(Bacaan dari Kisah Para Rasul 2 : 1 - 47)
Adik-adik, cerita hari ini adalah tentang peristiwa turunnya RohKudus kepada para murid Yesus. Yuk kita simak :
40 hari setelah kebangkitanNya, Tuhan Yesus terangkat ke surga. Sebelum Dia terangkat, Dia berkata agar semua muridNya jangan kemana-mana dulu. Tetap tinggal di kota Yerusalem sampai Penghibur itu datang.
Cerita sekolah minggu - 18 mei 2014
DEBORAH
HAKIM WANITA ISRAEL YANG HEBAT
(Bacaan dari Hakim-hakim 4 : 4-24)
Shalomm, adik-adik...
Kisah kita kali ini adalah tentang Deborah, seorang wanita pintar dan baik yang menjadi Hakim atau pemimpin Israel.
Deborah adalah seorang wanita yang pintar dan baik, ia rajin berdoa dan membaca Firman Tuhan. Ia adalah Hakim bangsa Israel yang bertugas untuk memimpin bangsa israel agar tetap setia pada Tuhan dan menyelesaikan semua masalah yang dihadapi bangsa Israel.
Kisah Kasih Kadal
Ini adalah kisah nyata yang benar-benar terjadi di jepang
Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokkan tembok.
Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor kadal terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah paku.
Kisah Pohon Apel
Suatu ketika, hiduplah pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon,
memakan buahnya, tidur-tiduran di bawah teduh dan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak
memakan buahnya, tidur-tiduran di bawah teduh dan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak
Langganan:
Postingan (Atom)